Friday, January 1, 2016


The Map is Not the Territory  
Solo Exibhition by Dey Irfan

gambar : Suar Art Space instagram





Pada tanggal 13 Desember salah satu karya Dey Irfan “Betonkan Mimpimu (Dreams of Concrete) di pamerkan di Suar Artspace .Karya dalam bentuk instalasi ini menarik saya kembali ke masa lalu. Lewat instalasinya Dey Irfan meggambarkan rumah yang tertata secara vertikal serta pot mangkuek dan gelas (Dey Irfan memilih benda – benda yang lekat dengan rumah) berisi tumbuhan ilalang. Diatas objek ini digantungkan kain bergambar bunga dan bunga asli didalamnya. Pertama kali saya melihat instalasi ini mata saya tak henti menerka arti dari susunan yang ada. Setiap objeknya memiliki arti yang berbeda tapi satu. Semua hal ini melambangkan impian, rumah yang distrecth melambangkan harapan yang menggebu dari perantau, impian yang selalu naik keatas. Sedangkan Ilalang menggambarkan konsidi dari orang – orang ini. Tumbuhan ini sering kita lihat tumbuh tak ditempatnya begitupun pendatang baru, berasal dari berbagai daerah dan berusaha bertumbuh dengan “pot” bawaan memenuhi Ibu Kota. Topik yang menyinggung perantau daerah ini menggambarkan saya 5 tahun yang lalu.
gambar : Suar Art Space instagram

 Harapan rumah sebagai simbol kenyamanan dan tempat tinggal keluarga sudah bergeser maknanya. Ambisi kita menjadi tolak ukur kesuksesan. Tempat tinggal yang megah dan terlihat berkecukupan,  seolah membuat orang menjadi bahagia,stabil dan aman padahal tidak juga. Mampu bermukim di Ibu kota pun menjadi impian banyak orang,  rasa prestise yang ditawarkan pusat kota tampak menggiurkan. Memiliki rumah di pusat kota menunjukkan tingkat keberhasilan individu tersebut. Begitupun saya, semua angan ini dibawa keluarga saya untuk direalisasikan di Kota Madya. Tak dipungkiri hal ini membuat Jakarta penuh , tampak semrawut. Dengan semangat yang sama banyak orang datang dan berusaha mencari peruntungan di Kota Madya, namun tidak semuanya berhasil.

gambar : Suar Art Space instagram


Dirangkum dengan gambar rumah karya instalasi dari Dey Irfan, visi saya dan oknum yang memenuhi kota tersirat dengan indah. Pesannya Soal mimpi ini ternyata berasal dari pengalaman hidupnya, sempat tinggal di Amerika dan Singapura.  Melalui gayanya yang minimalis dengan sentuhan kolase  karya ini terlihat sangat menarik. Imajinasinya dalam mengeksekusi karya tak dibatasi dengan satu media, sering kali Dey Irfan menggabungkan embroidery,graphite, akrilik dan terus berkembang. Laki – laki lulusan Lasalle College of the Arts ini melihat advantage tinggal di indonesia untuk berkarya karena tingkat eksplorasi yang tinggi tidak terhambat living cost.

gambar : Suar Art Space instagram


Belajar beradaptasi di kultur baru demi menggapai visi tak semudah yang kita kira. I adore how he and his work relate, hal itu menunjukkan kredibilitas seorang seniman. Salah satu objek dalam instalasinya Mangkok ayam jago digunakan menjadi wadah salah satu ilalang yang berarti pendatang. Alasan mangkok ini ternyata masih mengusung konsep rumah, tempat ini melambangkan “tempat tinggal” yang dibawa oleh orang – orang ini. Kultur yang melekat dari daerah asal, kadang terlihat dari mother tounge dari tiap individu. Tak hanya itu ia juga menunjukkan fakta pahit dari mimpi. Kain yang bergambar bunga merekah berwarna lavender, menyejukkan mata. Ternyata memiliki arti tersembunyi, keindahan bunga di kain pasti tidak akan berubah sama dengan semangat dari harapan kita tampaknya indah dan tak pernah berubah. Namun apabila kita melihat diantara kain ini tergantung ikatan bunga asli, disinilah fakta berbicara. Bunga memang cantik dengan warnanya namun tumbuhan dapat layu dan akhirnya rusak, begitupun harapan kita indah diawal tapi untuk bertahan there’s no easy way. Untuk melawan fakta yang ada tak seperti membalikan telapak tangan.






Banyak Karyanya lain juga mengkritik budaya kita di abad ke 21 ini, misal soal kecanduan seseorang dengan dunia maya. Kebiasaan ini seolah mengurung kita, padahal tidak juga. Lewat karya berjudul “The Enclosure is not habitat” memperlihatkan hal itu. Adapaun Gabungan foto dengan embroidery serta cat akrilik berwarna terang menarik mata saya, arti dibalik karyanya begitu indah menggambarkan serba serbi nilai perkotaan. Sebagai penikmat seni tanggal 13 di Suar Art Space saya mendalami pola pikir dan teknik yang perfect dari seorang Dey Irfan.

Berikut beberapa karya lain yang  dipamerkan di Suart Artspace oleh Dey Irfan

    Gambar: diambil dari http://www.saatchiart.com/deyirfan



     Gambar: diambil dari http://www.saatchiart.com/deyirfan


    Gambar: diambil dari http://www.saatchiart.com/deyirfan

    Gambar: diambil dari http://www.saatchiart.com/deyirfan


No comments:

Post a Comment