Mendengar judul fashion show kali ini kita
pasti teringat dengan cerita karya William Shakespeare tentang kisah cinta segiempat antara Hermia, Lysander, Helena, dan Demetrius di Hutan Peri Raja
Oberon dan Ratu Titania. Dengan cerita cinta yang rumit dengan sedikit sentuhan
komedi ini saya berpikir bagaimana seorang Maestro seperti Sebastian Gunawan
memvisualisasikan karya Shakespeare ini menjadi nyata. Saya mulai mereka – reka
dalam hati bagaimana detil kisah ini hidup menjadi satu pakaian yang merangkum
kisah cinta ini.
Pada tanggal 19 November 2015 lalu di Ciputra
Artpreneur Galerry, Jakarta rasa penasaran saya pun terjawab. Ternyata Sebastian
Gunawan dan Christina Panarese lebih menekankan ke kejadian di hutan enchanted
dengan kisah cinta sepasang manusia yang digoda oleh peri – peri. Maka dari itu mulai latar panggung
ditata sedimikian rupa seperti hutan enchated. Visualisanya berhasil dengan
sangat baik, terasa sesaat saya masuk ke venue saya terpana dengan tataan
panggung dengan pohon dan bunga yang ditata dengan lampu – lampu yang menghiasi
ruangan membuat saya merasa ada didalam hutan peri Ratu Titania dan Raja
Oberon.
(sumber : www.weddingku.com)
Saat saya
hanyut dalam kekaguman alunan lagu
loving you minnie riperton mulai mengalun dengan lembut diiringi suara kicauan
burung. Lalu mulai satu persatu model yang disulap menjadi peri – peri hutan
pun berjalan.Tak hanya itu 80 busana koleksi dari rancangan lini utama Seba
yang terdiri dari gaun-gaun cocktail hingga gaun malam panjang ini menunjukkan
detil hutan dalam setiap busananya dengan yang juga terinspirasi dari Marie
Antoinette 1780-an dan glamoritas tahun 1950-an. Seba menggabungkan segalanya
menjadi kesatuan visual yang tampak indah, elegan, dan modern.
(sumber : www.weddingku.com)
(sumber : cnn indonesia)
(sumber : tribunnews)
Alur peragaan
baju yang diawali dengan dress bernuansa putih dan kuning Di sekuen awal
menandakan warna pagi hari di hutan magis ini, Seba menampilkan indahnya pagi
dengan dress-dress bernuansa putih dan kuning. Terusan dengan manik berkilauan
dihadirkan dalam berbagai potongan khas berlenggan di panggung fashion show misalnya
peplum, cape, serta berstruktur. Busana dengan cape terlihat sungguh elegan dan
anggun bahannya mengalir seperti air, feel dari busana ini sangat kuat dan feminism
model berjalan seakan menggoda penonton dengan keindahan baju ini seperti saat
kita ada dalam hutan tersihir dengan keindahan alam hal ini terjadi dalam
hitungan detik ketika saya melihat karya Maestro ini. Adapun aksen tumpukan ruffle dan lipit yang
menambah femininitas.
(sumber : okezone)
Diikuti dengan
gaya warna yang lebih dramatis gaun – gaun berwarna emas dengan ruffle serta
lipat seakan menandakan suasana hutan yang pada sore hari. Detil kayu yang
dibuat dengan bahan motif berserat dengan dipotong secara lasercut Selanjutnya
gaun berwarna emas dengan detail ruffle serta lipat yang lebih rumit ditampilkan.
Kerlap kerlip busana yang merupakan visualisasi dari kunang – kunang terlihat
hidup di busana – busana ini.
Seakan Seba tak
cukup membuat saya berdecak kagum muncullah baju deng an material transparan
bernuansa pink Jika sebelumnya Seba banyak bermain dengan material tebal
bertekstur, selanjutnya ia banyak menggunakan material transparan bernuansa
pink. Bahan chiffon, organdi, sutera, hingga taffeta banyak permainan tekuk
yang mewakili bentuk dedaunan dan kelopak bunga yang mengembang. Feel dari
cerita shakespears dihutan ini semakin terasa magisnya. Sambil menikmati visual
yang indah saya berpikir Sebastian Gunawan berhasil membuat karya ini seperti
sebuah keajaiban alam, jika kita ingat hutan itu sangat rumit dengan tumbuhan –
tumbuhan dan segalanya tumbuh tanpa kita sadari dan terlihat menjadi satu
kesatuan visual yang apik tapi di mata kita kerumitannya terlihat begitu simple
itulah yang Seba lakukan dengan lininya kali ini.
(sumber : www.glitzmedia.com)
(sumber : cnn indonesia)
Seba menutup
peragaan dengan menampilkan nuansa malam. Kali ini, bahkan hadir sebuah
jumpsuit warna hitam dengan ikat pinggang manik berkilauan. Adapun opsi
jumpsuit yang ditampilkan dengan aksen peplum. Sementara gaun hitam dengan
material bercorak cukup banyak ditampilkan dengan siluet ball gown.
(sumber : beritasatu )
Secara live
detil yang saya deskripsikan sungguh terlihat effortless dan indah busana
hautte couture karya Sebastian gunawan ini berhasil menampilkan tak hanya
cerita , visual, keindahan,dan kualitas handcraft yang tinggi disaat yang
bersamaan. Karya Sebastian gunawan ini memang layak
dihargai Asian Couture Federation karena ia pantas menyandang predikat sebagai
couturier atau perancang adibusana karena konsistensi Seba dalam merancang
selama lebih dari dua dekade, ditambah teknik jahit dan inovasi mode.
No comments:
Post a Comment