Sunday, November 1, 2015






Inktober at Conclave


Selamat Pagii,
Ini cara saya menyapa kalian semua dipagi yang indah ini : ) . Inktober Indonesia baru – baru ini mengadakan acara pameran yang berisikan 33 seniman muda dengan karya hitam putih mereka yang dibuat di bulan oktober. Opening pameran diadakan di Conclave yang berada di jl. wijaya 1 no 5c daerah Jakarta Selatan. Conclave adalah  coworking space yang diubah menjadi tempat pameran, saya sangat suka suasana ruangan yang didominasi dengan kayu – kayu terasa sangat hangat dan ramah serta ruangan yang didukung dengan lampu kuning membuat semuanya semakin sempurna. Acara dimulai dari jam 7 hingga jam 9 pada hari sabtu 31 Oktober, sesampainya saya disana dengan dresscode hitam putih saya segera meresapi keberadaan saya karya – karya disekitar saya dan ruangan conclave sendiri. Sempat saya menyendiri karena lingkungan yang terasa asing dan penuh, tak lama saya segera mengambil minum dan bertemu dengan dua teman saya wilhemus dan Mutiara, kami berbincang – bincang sebentar soal lokasi dan keadaan sembari saya mengambil minum yang disediakan. Hampir saja saya mengambil bir bintang karena asyik bercanda ,namun segera saya ganti ke coca cola karena badan saya sedikit payah dengan minuman yang berlabel bir hahahaha. Tak lama saya mencoba kembali menikmati karya – karya yang terpilih , sungguh luar biasa seniman – seniman ini detail dalam menggambarkan karyanya bermodalkan warna hitam dan putih setiap seniman memiliki identitas dan caranya masing – masing dalam berkarya.

 Selama saya tenggelam dalam menikmati karya mereka saya pun bertemu dengan Rovliene Kalunsinge teman saya dikampus yang karyanya masuk dalam kurasi Inktober Indonesia. Saya segera mengajak ia berbincang dan melihat karyanya yang dipajang rapih diatas meja kayu, sebenarnya saya sangat menyukai pesan yang disampaikan oleh Rovliene lewat gambarnya. Perempuan itu smart, tangguh , serta independen walaupun kadang banyak stempel yang menganggap perempuan itu lemah namun dibalik itu jika dipahami perempuan lebih dari itu. 
                                     
Karya Rovliene dengan sempurna menangkap arti perempuan yang mempunyai bakat keibuan yang mengayomi orang, lembut,dan kuat disaat bersamaan. Sambil mengabadikan karya Rovliene saya menyapa Kak Atrey yang saat itu sedang berbincang – bincang dengan kawan – kawannya. Tak disangka saya bertemu dengan seorang Ryan Tandya seorang Fotografer yang berasal dari Surabaya dan memiliki portofolio yang luarbiasa. Sayapun juga bertemu dengan Visual Art Duo The Mbamoe Vectory yang salah satu design yang saya sukai adalah personal businesscard yang dapat menyala dalam gelap. Saya sangat tertarik dengan konsep dari businesscard ini, soal stereotype orang terhadap desainer dan perkerja kreatif yang bekerja setelah tengah malam. Sayangnya saya tak banyak berkutik dan hari itu saya menyimpan kekaguman saya kepada orang – orang luarbiasa ini didalam hati saya. Disana saya juga bertemu dengan Kak Sunny Gho seorang illustrator terkenal yang mendirikan Stellar dan memiliki portofolio sebagai Coloring Artist untuk cover comic Marvel. Saya dengan Blixters berusaha mendekati Kak Sunny Gho ini untuk mencari ilmu dan berkenalan. Sembari melihat karya – karya senimanzkami memaberanikan diri untuk berbicara dan berkenalan. Kak Sunny Gho sungguh luarbiasa ia mau memberikan waktunya untuk sharing dan mereview karya anak – anak blixt. Saya segera mengeluarkan catatan untuk mencatatat apapun yang Kak Sunny sampaikan. Sunny Gho berkata salah satu cara agar karya kita berhasil tak hanya terletak pada skill tapi message karyanya. Pesan membedakan seniman satu dengan yang lain. 

                                      

No comments:

Post a Comment