Friday, October 30, 2015

Jakarta Fashion Week


Jalanan by Patrick Owen 


Kali ketiganya desainer Patrick Owen berkerja sama dengan Korean Cultural Center lewat label 
Soulpot Studio yang berasal dari korea. Pertukaran budaya Indonesia dengan Kstyle ini merupak tantangan yang menarik untuk Patrick Owen.  



Kata jalanan pastinya identik dengan street style, segmen fashion yang sedang populer dikalangan anak muda. Fashion ini menunjukkan budaya dan pemikiran kotanya, that’s why if we dig deeper you know every town have different style. Patrick Owen masuk kedalam imajinasinya untuk merepresentasikan Indonesia Street Style, observasinya ke ibukota indonesia dimainkan dengan apik. "Kota Jakarta mempunyai jalanan yang sangat sibuk. Kita bisa menemukan salah satu karakter yang membangkitkan minat agar kita lebih dekat," kata Patrick Owen.  Hal – hal umum yang kita lihat sehari – hari seolah diubah menjadi suatu artform. Ia pun bereksplorasi menggunakan kemampuan artistiknya, membayangkan kalau saja abang bajaj mengenakan setelan jas, mbok jamu menggunakan topi velvet yang manis, dan abang ojek mengenakan kemeja dengan gaya yang 'liar'. Lewat imajinasinya ia mewujudkan perubahan gaya kaum urban ini menjadi sekelas internasional.






Tak cukup budaya lokal ,gedung khas indonesia ia tampilkan dalam visual bajunya. Menunjukkan budaya arif yang melekat di memori ibu kota, terlihat dari beberapa motif cetak bergambar Museum Fatahilla yang terletak di Kota Tua. Pilihannya seolah merevitalisasi pikiran umum soal jakarta kota, daerah bersejarah yang saat ini terlihat kumuh dan berantakan karena pedagang kaki lima yang bermukim di sekitar bangunan bersejarah ini. Pemikirannya tanpa sadar merubah visual yang sudah berantakan. Gedung – gedung tua digambarkan dengan elegan seolah kembali jaya seperti masanya. Keberhasilannya dalam mengeksekusi pandangangannya dibantu oleh dua illustrator asal indonesia Emte dan Tatiana Romanova, kolaborasi antara desainer dan illustrator ini tampak ‘liar ’ dan edgy. Kolase illustrasi gambar penjual jamu yang merupakan salah satu referensinya untuk Fashion jalanan terpampang dalam signature style Patrick Owen yang unisex. Kolaborasinya dengan dua ilustrator ini tampak indah dengan abstract human figures dan text.


Fotografi: Herry Ananta untuk www.style.com
Fotografi: Herry Ananta untuk www.style.com

Fotografi: Herry Ananta untuk www.style.com

Fotografi: Herry Ananta untuk www.style.com


    (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Gaya yang  androgini khas desainer ini terlihat di lini dress hitam yang mengawali peragaannya.Beberapa busana yang ia padukan bahan transparan lalu ia menempatkan embroideries yang pas dengan mini spaghetti strap dress dengan motif cetak bergambar tangan di bagian dada dan gambar bunga di bagian bawah,beberapa juga dengan teknik dekonstruktif dan potongan low cut. Bahan denim yang terlihat di runway mewarnai gaya Patrick Owen yang edgy.


    Foto: Herman Zakharia - Liputan6.com

Acak tapi rapih caranya untuk  melengkapi tampilan masyarakat urban yang tergambar di benaknya itu, Patrick menggunakan aksesoris seperti topi, kaos kaki, dan sandal selop. Juga beberapa kaca mata berframe bulat dengan tatanan rambut berwarna menyala. Sepanjang acara alunan lagu dengan beat yang cepat menemani karyanya ini. Baju yang ditampilkan seolah membuat pemakainya naik kelas, tetap classy dan idealis disaat yang bersamaan. Saya menikmati potongan baju dan warna warni hairdo yang unik dan mencolok. Menurut saya Patrick Owen berhasil membuat 'Jalanan' Jakarta versinya sendiri. Pendapat saya ini sempat saya kemukakan dengan Mas Luthfie pemilik Jakarta Vintage yang saya temui dengan Atreyu Moniaga setelah JFW 2016, soal cara Patrick Owen menampilkan karya fiercely beautifull. Cutting baju dan bahan - bahannya menyatu dengan solid, and can change someone image with this piece. Such a great day with full of inspiration. Thank you 





foto : Janeeve Timora dan Owner Jakarta Vintage
.












No comments:

Post a Comment